Apple Pinjamkan iPhone Khusus untuk Hacker, Buat Apa?

Ilustrasi.

Apple terus berusaha membuat iPhone menjadi smartphone paling aman di dunia. Untuk mencapai tujuan itu, perusahaan sampai merangkul para hacker dan peneliti keamanan siber dunia.
Mereka diminta membantu Apple dengan menemukan bug atau celah keamanan di iOS, sistem operasi di iPhone. Agar tugas ahli cyber security semakin mudah, Apple meminjamkan iPhone khusus untuk mereka.
iPhone ini punya software iOS khusus dengan fitur yang tak dimiliki iPhone pada umumnya, seperti akses protokol Secure Shell (SSH) ke peranti lunak hingga alat debugging untuk peneliti menjalankan kode program tertentu.
Fitur baru di iOS 14.

Ini merupakan bagian dari program iOS Security Research Device yang diumumkan kepala keamanan Apple, Ivan Krstic, dalam konferensi Black Hat pada Agustus 2019 lalu. Program pencarian bug ini hanya untuk ahli cyber security yang mendapat undangan langsung dari Apple.
"Sebagai bagian dari komitmen Apple terhadap keamanan, program ini dirancang untuk membantu meningkatkan keamanan bagi semua pengguna iOS, membawa lebih banyak peneliti ke iPhone, dan meningkatkan efisiensi bagi mereka yang sudah bekerja pada keamanan iOS. Ini fitur iPhone yang didedikasikan khusus untuk peneliti keamanan, dengan eksekusi kode unik dan kebijakan penahanan," kata Apple di situs resminya.Tidak semua hacker bisa mendapatkan iPhone khusus ini. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi para ahli keamanan siber yang ikut ambil bagian dalam program seperti, misal, rekam jejak yang membuktikan kemampuan mereka dalam menemukan bug di iPhone atau platform Apple lainnya.
Di program pencari bug ini, Apple meminta para hacker mengirim bug atau masalah keamanan yang ditemukan ke teknisi untuk diperbaiki. Harapannya bisa membuat iPhone semakin kuat dan terlindung dari serangan siber dan jailbreak, upaya membobol sistem iOS agar pengguna mendapat akses istimewa peranti lunak yang dibatasi oleh Apple.
Peretas nantinya akan dibayar, yang besarannya tergantung tingkat kerentanan yang ditemukan. Menurut laporan TechCrunch, bayarannya mencapai hingga 1 juta dolar AS, termasuk bonus hingga 50 persen untuk temuan bug yang paling serius.

Sumber kumparan.com

Post a Comment

0 Comments